Kurikulum Merdeka
Apakah
yang dimaksud dengan Kurikulum Merdeka?
Kurikulum
Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di
mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk
memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian
profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan
oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian
pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Mengapa
kita memerlukan Kurikulum Merdeka?
Berbagai
studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami
krisis pembelajaran (learning crisis) yang cukup lama. Studi-studi
tersebut menunjukkan bahwa banyak dari anak-anak Indonesia yang tidak mampu
memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Temuan itu
juga juga memperlihatkan kesenjangan pendidikan yang curam di antarwilayah dan
kelompok sosial di Indonesia. Keadaan ini kemudian semakin parah akibat
merebaknya pandemi Covid-19. Untuk mengatasi krisis dan berbagai tantangan
tersebut, maka kita memerlukan perubahan yang sistemik, salah satunya melalui
kurikulum. Kurikulum menentukan materi yang diajarkan di kelas. Kurikulum juga
mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik. Untuk itulah Kemendikbudristek mengembangkan Kurikulum
Merdeka sebagai bagian penting dalam upaya memulihkan pembelajaran dari krisis
yang sudah lama kita alami.
Apa
pergantian ini tidak terlalu cepat? Kesannya seperti "Ganti Menteri Ganti
Kurikulum".
Kita perlu
memahami dua perbedaan sebelum berbicara tentang pergantian kurikulum, yakni
antara kerangka kurikulum nasional dan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Kurikulum nasional merupakan kurikulum yang ditetapkan pemerintah sebagai acuan
para guru untuk menyusun kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Sedangkan,
kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan kurikulum yang seharusnya secara
periodik dievaluasi dan diperbaiki agar sesuai dengan perubahan karakteristik
peserta didik serta perkembangan isu kontemporer. Kerangka kurikulum nasional
harus memberikan ruang inovasi dan kemerdekaan, sehingga dapat dan harus
dikembangkan lebih lanjut oleh masing- masing sekolah. Pada Intinya, kerangka
kurikulum nasional seharusnya relatif ajeg, tidak cepat berubah, tapi
memungkinkan adaptasi dan perubahan yang cepat di tingkat sekolah. Inilah yang
Kemendikbudristek lakukan dengan merancang Kurikulum Merdeka. Faktanya, laju
perubahan kurikulum nasional kita sebenarnya tidak terlalu cepat, bahkan
melambat. Jika kita perhatikan, sejak ditetapkannya UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, laju perubahan kurikulum melambat dari KBK
di tahun 2004, KTSP di tahun 2006, dan yang terakhir adalah Kurikulum 2013
(K-13) di tahun 2013. Kurikulum Merdeka baru akan menjadi kurikulum nasional
pada tahun 2024. Dengan kata lain, pergantian berikutnya baru akan terjadi
setelah kurikulum yang sebelumnya (K-13) diterapkan selama 11 tahun dan
melewati setidaknya empat menteri pendidikan. Maka, fakta ini mematahkan pemeo
“Ganti Menteri, Ganti Kurikulum”.
Mengapa
Kurikulum Merdeka dijadikan opsi? Mengapa tidak langsung ditetapkan untuk semua
sekolah?
Ada dua
tujuan utama yang mendasari kebijakan ini. Pertama, pemerintah, dalam hal ini
Kemendikbudristek, ingin menegaskan bahwa sekolah memiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai kebutuhan dan konteks
masing-masing sekolah. Kedua, dengan kebijakan opsi kurikulum ini, proses
perubahan kurikulum nasional harapannya dapat terjadi secara lancar dan
bertahap.
Pemerintah
mengemban tugas untuk menyusun kerangka kurikulum. Sedangkan,
operasionalisasinya, bagaimana kurikulum tersebut diterapkan, merupakan tugas
sekolah dan otonomi bagi guru. Guru sebagai pekerja profesional yang memiliki
kewenangan untuk bekerja secara otonom, berlandaskan ilmu pendidikan. Sehingga,
kurikulum antar sekolah bisa dan seharusnya berbeda, sesuai dengan
karakteristik murid dan kondisi sekolah, dengan tetap mengacu pada kerangka
kurikulum yang sama.
Perubahan
kerangka kurikulum tentu menuntut adaptasi oleh semua elemen sistem pendidikan.
Proses tersebut membutuhkan pengelolaan yang cermat sehingga menghasilkan
dampak yang kita inginkan, yaitu perbaikan kualitas pembelajaran dan pendidikan
di Indonesia. Oleh karena itu, Kemendikbudristek memberikan opsi kurikulum
sebagai salah satu upaya manajemen perubahan.
Apa
kriteria sekolah yang boleh menerapkan Kurikulum Merdeka?
Kriterianya
ada satu, yaitu berminat menerapkan Kurikulum Merdeka untuk memperbaiki
pembelajaran. Kepala sekolah/madrasah yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka
akan diminta untuk mempelajari materi yang disiapkan oleh Kemendikbudristek
tentang konsep Kurikulum Merdeka. Selanjutnya, jika setelah mempelajari materi
tersebut sekolah memutuskan untuk mencoba menerapkannya, mereka akan diminta
untuk mengisi formulir pendaftaran dan sebuah survei singkat. Jadi, prosesnya
adalah pendaftaran dan pendataan, bukan seleksi.
Kemendikbudristek
percaya bahwa kesediaan kepala sekolah/madrasah dan guru dalam memahami dan
mengadaptasi kurikulum di konteks masing-masing menjadi kunci keberhasilan.
Dengan demikian, Kurikulum Merdeka dapat diterapkan di semua sekolah/madrasah,
tidak terbatas di sekolah yang memiliki fasilitas yang bagus dan di daerah
perkotaan.
Namun,
kita menyadari tingkat kesiapan sekolah/madrasah berbeda-beda karena adanya
kesenjangan mutu sekolah/madrasah. Oleh karena itu, Kemendikbudristek
menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum, berdasarkan hasil survei yang
diisi sekolah ketika mendaftar. Sekali lagi, tidak ada seleksi dalam proses
pendaftaran ini. Kemendikbudristek nantinya akan melakukan pemetaan tingkat
kesiapan dan menyiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan.
Salah
satu semangat dalam Kurikulum Merdeka ialah penyelenggaran pembelajaran yang
inklusif. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran yang inklusif?
Kurikulum
merupakan instrumen penting yang berkontribusi untuk menciptakan pembelajaran
yang inklusif. Inklusif tidak hanya tentang menerima peserta didik dengan
kebutuhan khusus. Tetapi, inklusif artinya satuan pendidikan mampu
menyelenggarakan iklim pembelajaran yang menerima dan menghargai perbedaan,
baik perbedaan sosial, budaya, agama, dan suku bangsa. Pembelajaran yang
menerima bagaimanapun fisik, agama, dan identitas para peserta didiknya.
Dalam
kurikulum, inklusi dapat tercermin melalui penerapan profil pelajar Pancasila,
misalnya dari dimensi kebinekaan global dan akhlak kepada sesama serta dari
pembelajaran berbasis projek (project based learning). Pembelajaran
berbasis projek ini nantinya akan otomatis memfasilitasi tumbuhnya toleransi
sehingga terwujudlah inklusi.
Apa
yang perlu orang tua siapkan endid satuan endidikan anak mereka menerapkan
Kurikulum Merdeka?
Dukungan
dari orang tua merupakan salah satu kunci keberhasilan penerapan Kurikulum
Merdeka. Dengan demikian, secara konkret orang tua bisa menjadi teman dan
pendamping belajar bagi anak. Memahami kompetensi yang perlu dicapai anak pada
fasenya. Orang tua dapat pula mempelajari buku-buku teks yang digunakan dalam
Kurikulum Merdeka melalui buku.kemdikbud.go.id.
Kemendikbudristek terus berupaya untuk menghadirkan dan menyediakan buku-buku
yang lebih asik, tidak terlalu padat, dan lebih banyak ilustrasi menarik dengan
tema yang lebih menyentuh dan relevan.
Bagaimana
Kurikulum Merdeka bisa terus diterapkan secara berkelanjutan?
Kurikulum
Merdeka dapat terus diterapkan secara berkelanjutan melalui tiga hal. Pertama, regulasi
yang fundamental, misalnya Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Regulasi dapat menjadi acuan bagi pengembangan
kompetensi guru dan kepala sekolah juga banyak hal lainnya.
Kedua,
dari sisi asesmen. Kurikulum harus didampingi sistem penilaian atau asesmen
yang baik sebagaimana Asesmen Nasional (AN). AN sangat berbeda dengan Ujian
Nasional. AN dirancang bukan untuk menguji pengetahuan, tetapi untuk menilai
kemampuan bernalar para peserta didik. AN juga menjadi penilaian yang
menggambarkan gagasan sekolah yang ideal. AN sendiri bukan hanya untuk menilai
peserta didik dan sekolah melainkan menilai pula kinerja pemerintah daerah.
Melalui hasil penilaian kinerja daerah tersebut, nantinya pemerintah pusat
dapat memberikan kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan konteks
masing-masing satuan pendidikan dan daerah.
Ketiga,
dukungan publik. Dukungan publik menjadi hal krusial lainnya dalam
keberlanjutan penerapan kurikulum. Dukungan publik yang kuat akan sulit menggoyahkan
pergantian kebijakan.
Apa bedanya Kurikulum Merdeka
dengan kurikulum prototipe?
Kurikulum
Merdeka adalah nama kurikulum yang sebelumnya disebut dengan kurikulum
prototipe yang merupakan pembelajaran paradigma baru yang diterapkan pada
Program Sekolah Penggerak (PSP) dan Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat
Keunggulan (SMKPK) di tahun ajaran 2021/2022. Kurikulum Merdeka telah melewati
proses evaluasi dan revisi berdasarkan implementasi yang dilaksanakan pada PSP
dan Program SMKPK tersebut.
Struktur Kurikulum
Bagaimana
bentuk struktur kurikulum dengan penerapan Kurikulum Merdeka?
Kurikulum
terdiri dari kegiatan intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar
Pancasila, dan ekstrakurikuler. Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum
dituliskan secara total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi
jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan. Selain itu, terdapat
penyesuaian dalam pengaturan mata pelajaran yang secara terperinci dijelaskan
dalam daftar tanya jawab per jenjang.
Apakah
ada perubahan jam pelajaran dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka?
Tidak ada
perubahan total jam pelajaran, hanya saja JP (jam pelajaran) untuk setiap mata
pelajaran dialokasikan untuk 2 kegiatan pembelajaran: (1) pembelajaran
intrakurikuler dan (2) projek penguatan profil pelajar Pancasila. Jadi, jika
dihitung JP kegiatan belajar rutin di kelas (intrakurikuler) saja, memang
seolah- olah JP-nya berkurang dibandingkan dengan Kurikulum 2013. Namun,
selisih jam pelajaran tersebut dialokasikan untuk projek penguatan profil
Pelajar Pancasila.
Apakah
perubahan struktur kurikulum ini berdampak pada jam mengajar guru?
Tidak
berpengaruh, projek tetap dihitung sebagai beban mengajar guru.
Mengapa
projek penguatan profil pelajar Pancasila membutuhkan alokasi waktu tersendiri?
Untuk
peserta didik sampai pada kompetensi dan karakter yang terdapat dalam profil
pelajar Pancasila, perlu penguatan selain di intrakurikuler, ekstrakurikuler,
dan program lainnya. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan
dengan melatih peserta didik untuk menggali isu nyata di lingkungan sekitar dan
berkolaborasi untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu, alokasi waktu
tersendiri sangat dibutuhkan guna memastikan projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dapat berjalan dengan baik.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Komponen
pembelajaran apa yang berubah?
Spektrum keahlian
disesuaikan dengan kondisi dunia kerja. Ada 10 bidang keahlian dan 50 program
keahlian.
Struktur
kurikulum terdiri dari dua kelompok yaitu A. Umum, B. Kejuruan. Waktu Praktik
Kerja Lapangan adalah 6 bulan di kelas XII pada SMK program 3 tahun dan minimal
10 bulan di kelas XIII pada SMK program 4 tahun.
Pembelajaran
boleh disampaikan dengan menggunakan sistem Blok, dengan model belajar project
based learning dan proporsi jam pelajaran yang disesuaikan dengan program
keahlian
Bahan ajar
digunakan untuk mendukung pembelajaran dan pelatihan terhadap kompetensi yang
ada di dunia kerja
Guru yang
mengajar diarahkan agar memiliki kompetensi setara dengan kompetensi yang
dibutuhkan dunia kerja. Instruktur dunia kerja juga didorong untuk ikut
mengajar.
Sarana dan prasarana diarahkan agar dilakukan
analisis benchmarking sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
Apa
yang berubah pada spektrum keahlian?
Jumlah
Bidang Keahlian menjadi 10 dan dibagi menjadi 50 Program Keahlian. Kompetensi
Keahlian tidak lagi masuk ke dalam Spektrum Keahlian. Satuan pendidikan dapat
menentukan konsentrasi keahlian sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, dan
mitra industrinya.
Apakah
satuan pendidikan diberi kebebasan membuka konsentrasi keahlian?
Capaian
Pembelajaran (CP) pada level konsentrasi keahlian adalah kompetensi minimum
pada keahlian tersebut. SMK dan mitra dunia kerja dapat mengembangkan tujuan
pembelajaran sesuai dengan konteks ketenagakerjaan dalam dunia kerja tersebut.
Apa
yang berubah pada struktur kurikulum SMK?
Struktur
kurikulum pada SMK berubah pada mata pelajaran. Mata pelajaran yang semula
diorganisasikan dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu: muatan nasional, muatan
kewilayahan, dan muatan peminatan kejuruan disederhanakan menjadi 2 (dua)
kelompok, yaitu kelompok umum dan kelompok kejuruan.
Kelompok
umum adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik
menjadi pribadi utuh, sesuai dengan fase perkembangan, berkaitan dengan
norma-norma kehidupan baik sebagai makhluk yang berketuhanan Yang Maha Esa,
individu, sosial, warga Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun sebagai warga
dunia.
Kelompok
kejuruan adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik
sebagai individu agar memiliki kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja serta
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya.
Apa
yang dipelajari di mata pelajaran informatika?
Mata
pelajaran Informatika berisi berbagai kompetensi untuk menunjang keterampilan
berpikir kritis dan sistematis guna menyelesaikan beragam permasalahan umum
meliputi: penerapan logika proposisi, berpikir komputasional (computational
thinking), penerapan teknologi informasi dan komunikasi, penggunaan sistem
komputasi, penggunaan jaringan komputer dan internet, penerapan keamanan data
dan informasi, analisis data, penerapan algoritma pemrograman, memahami dampak
sosial informatika, dan penerapan teknologi digitalisasi industri.
Apa
yang dipelajari di mata pelajaran projek ilmu pengetahuan alam dan sosial?
Mata
pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berisi muatan tentang
literasi ilmu pengetahuan alam dan sosial yang diformulasikan dalam tema-tema
kehidupan yang kontekstual dan aktual.
Apa
kegunaan Mata Pelajaran Pilihan dalam kelompok Mata Pelajaran Kejuruan di SMK?
Mata
pelajaran pilihan merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik
berdasarkan renjana (passion) untuk pengembangan diri, baik untuk
berwirausaha, bekerja pada bidangnya, maupun melanjutkan pendidikan. Contohnya:
Mata pelajaran Bahasa Asing selain Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, atau
mata pelajaran kejuruan lain di luar konsentrasi keahliannya.
Apa
kegunaan PKL?
Praktik
Kerja Lapangan (PKL) adalah mata pelajaran yang dilaksanakan secara blok dan
dirancangkan pelaksanaannya di kelas XII selama 6 bulan merupakan wahana
pembelajaran di dunia kerja untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
meningkatkan penguasaan kompetensi teknis (hard skill) sesuai dengan
konsentrasi keahliannya serta menginternalisassi karakter dan budaya kerja (soft
skill).
Apa
isi kelompok Mata Pelajaran Kejuruan pada kelas X di SMK?
Muatan
kejuruan pada kelas X berisi materi dasar-dasar kejuruan untuk masing-masing
program keahlian.
Apa
isi kelompok Mata Pelajaran Kejuruan pada kelas XI dan XII di SMK?
Muatan
kejuruan pada kelas X dan XII berupa kumpulan mata pelajaran pada program
keahlian yang dapat dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan menjadi
konsentrasi sesuai dengan tuntutan dunia kerja yang menjadi pasangan SMK.
Mengapa
lulusan SMK diharapkan untuk mencari pekerjaan selesai bersekolah? Bukankah
peserta didik SMA dan sederajat lainnya juga akan mencari kerja setelah selesai
pendidikan SMK/SMA?
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
15, “Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
vokasi, keagamaan, dan khusus”. Didalam penjelasan pasal tersebut disebutkan
sebagai berikut: “Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakanperluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja dalam bidang tertentu”. Selain itu, Perbedaan utama peserta didik SMK
dan SMA adalah soal keterampilan teknis. Lulusan SMK sudah memiliki
keterampilan teknis yang sangat spesifik/ ahli dalam bidangnya. Lulusan SMK
mempunyai sertifikat kompetensi yang juga diakui oleh Dunia Kerja. Keterampilan
ini yang menjadi bekal utama mereka ketika melamar untuk suatu posisi di dunia
kerja.
Apakah
lulusan SMK bisa melanjutkan ke Perguran Tinggi?
Lulusan
SMK bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, apalagi sekarang dengan bantuan
program D2 fast track yang memberikan peluang pada peserta didik SMK untuk bisa
masuk ke perguruan tinggi tanpa melalui tes. Selain itu, Kemendikbudristek
sedang mengupayakan agar ada penyetaraan pada lulusan SMK yang ingin masuk ke
perguruan tinggi vokasi.
Bagaimana
bentuk keterlibatan peserta didik dalam pelaksanaan projek penguatan profil
pelajar Pancasila?
Keterlibatan
peserta didik dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan unsur
penting. Peserta didik bisa dilibatkan sejak awal perencaaan sampai pada masa
refleksi dari kegiatan. Peserta aktif bisa berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran sesuai minat dan kelebihan yang dimiliki. Projek penguatan profil
pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta untuk “mengalami
pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk
belajar dari lingkungan sekitar. Dalam projek ini, peserta didik SMK memiliki
kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan
iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi,
kehidupan berdemokrasi, kedisiplinan, kebekerjaan dan budaya kerja sehingga
peserta didik SMK bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut
sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat
menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi
lingkungan sekitar.
Apakah
satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan tanpa melibatkan pihak dunia kerja?
Informasi
dari profesional dunia kerja untuk memberikan informasi tentang gambaran dunia
kerja yang dingin dijalani oleh peserta didik ketika nanti mereka menyelesaikan
pendidikan di SMK. Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi menyampaikan bahwa perlunya keselarasan antara dunia kerja
dan SMK, yang tidak hanya tergambar melalui surat perjanjian kerja sama antara
kedua belah pihak tersebut. Untuk itu, kementerian sudah menyiapkan paket Link
and (Super) Match 8+i yang semuanya berhubungan dengan pentingnya
keterlibatan dunia kerja.
Apa
bedanya projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan Project Based
Learning (PBL) di SMK?
Projek
penguatan profil pelajar Pancasila merupakan aktifitas pembelajaran yang dapat
berupa kajian, penelitian, diskusi, bakti sosial, metode penguatan fisik, dan
mental atau pembelajaran berbasis projek untuk menginternalisasi karakter
profil pelajar Pancasila. Sedangkan, Project Based Learning (PBL)
merupakan kegiatan pembelajaran berupa pembuatan produk barang atau layanan
jasa yang digunakan sebagai wahana penguasaan kompetensi.
Apa
peran mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan?
Mata
Pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan merupakan wahana pembelajaran bagi
peserta didik melalui pendekatan pembelajaran berbasis projek untuk
mengaktualisasikan dan mengekspresikan kompetensi yang dikuasai pada kegiatan
pembuatan produk/pekerjaan layanan jasa secara kreatif dan bernilai ekonomis.
Asesmen
Apakah
Kriteria Ketuntasan Minimal masih akan berlaku pada Kurikulum Merdeka ini?
Ketuntasan hasil belajar tidak lagi diukur dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang berupa nilai kuantitatif. Asesmen formatif pada pembelajaran
dilakukan untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran.
Jika tidak ada
KKM, bagaimana guru akan menentukan apakah capaian belajar peserta didik sudah
memadai atau belum?
Capaian belajar sudah memadai atau belum diketahui dengan
mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Guru diberikan keleluasaan
untuk menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik kompetensi pada tujuan pembelajaran dan aktivitas
pembelajarannya.
Bagaimana
acuan lingkup materi yang menjadi rujukan untuk evaluasi hasil belajar akhir
dari satuan pendidikan dalam bentuk Ujian Sekolah?
Acuan lingkup materi yang menjadi rujukan untuk evaluasi akhir adalah
kompetensi esensial pada tujuan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
Bagaimana
bentuk rapor intrakurikuler?
Rapor intrakurikuler disusun dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif
dengan nilai akhir mempertimbangkan hasil asesmen sumatif dan formatif.
Apakah laporan
hasil belajar intrakurikuler berbasis Capaian Pembelajaran (CP) setiap periodik
semester atau fase?
Laporan hasil belajar intrakurikuler akan diberikan kepada peserta didik
pada setiap akhir semester.
Apakah ada
kenaikan kelas jika pada Kurikulum Merdeka menggunakan fase? Bagaimana kriteria
kenaikan kelas?
Ya, ada kenaikan kelas. Peserta didik dapat melanjutkan ke kelas di
atasnya sesuai dengan potret ketercapaian tujuan pembelajaran.
Capaian Pembelajaran
Apa
yang dimaksud dengan Capaian Pembelajaran (CP)?
Capaian
Pembelajaran (CP) merupakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dirangkaikan
sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan sehingga membangun kompetensi
yang utuh dari suatu mata pelajaran. Capaian Pembelajaran di PAUD didesain
untuk membangun kesenangan belajar dan kesiapan bersekolah anak.
Apakah
Capaian Pembelajaran (CP) menggantikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)?
Capaian
Pembelajaran (CP) bukan pengganti SKL/STPPA. Dalam kerangka kurikulum, CP
kedudukannya di bawah Standar Nasional Pendidikan (SNP), setara dengan KI-KD
dalam Kurikulum 2013.
Jika
Capaian Pembelajaran (CP) setara dengan KI-KD, apakah SKL tetap menjadi acuan
dalam mengukur kompetensi lulusan dari satuan pendidikan?
Ya, SKL
tetap menjadi acuan untuk mengukur kompetensi lulusan.
Mengapa
Capaian Pembelajaran (CP) mengintegrasikan kembali keterampilan, pengetahuan,
dan sikap?
Kompetensi
adalah rangkaian dari pengetahuan, keterampilan, disposisi (sikap) tentang ilmu
pengetahuan, dan sikap terhadap proses belajar (dorongan untuk belajar dan
motivasi untuk menggali konsep lebih dalam). Dengan demikian, keterampilan,
pengetahuan, dan sikap tidak sepatutnya dipisahkan.
Mengapa
Capaian Pembelajaran (CP) disusun per fase?
Penyusunan
Capaian Pembelajaran (CP) per fase merupakan upaya penyederhanaan sehingga
peserta didik dapat memiliki waktu yang memadai dalam menguasai kompetensi.
Penyusunan CP per fase ini juga memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (Teaching at the Right Level),
kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajar mereka. Hal ini karena CP disusun dengan
memperhatikan fase-fase perkembangan anak. Selain itu, penyusunan CP per fase
berguna bagi guru dan satuan pendidikan. Guru dan satuan pendidikan dapat
memperoleh keleluasaan dalam menyesuaikan pembelajaran sehingga selaras dengan
kondisi dan karakteristik peserta didik.
Referensi
apa yang bisa digunakan untuk mendukung implementasi Capaian Pembelajaran?
Kepala
satuan pendidikan dan pendidik dapat menggunakan buku teks, buku panduan, dan
modul ajar yang telah diterbitkan oleh Kemendikbudristek. Pada satuan PAUD,
buku panduan guru terdiri dari buku panduan pengembangan pembelajaran,
elaborasi masing-masing elemen CP, pengembangan pembelajaran berbasis buku
cerita (untuk penguatan literasi dini), dan projek pengembangan profil pelajar
Pancasila.
Apakah
capaian akhir untuk setiap fase bisa berbeda-beda?
Pada
setiap akhir fase, terdapat kompetensi yang sama yang harus dicapai oleh
peserta didik, namun alur untuk mencapai akhir fase tersebut yang berbeda-beda
disesuaikan dengan kebutuhan belajar, karakteristik, dan perkembangan peserta
didik yang beragam.
Jika
hanya 1 capaian akhir per-fase maka, bagaimana peserta didik mengejar
ketertinggalan?
Peserta
didik mengejar ketertinggalan dengan cara guru menentukan strategi pembelajaran
yang tepat berdasarkan hasil asesmen. Asesmen merupakan bagian terpadu dari
proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang
holistik sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua agar
dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
Apakah
peserta didik akan selalu berada di fase yang sama untuk setiap mata pelajaran?
Peserta
didik tidak selalu berada di fase yang sama untuk setiap mata pelajaran.
Penetapan fase didasarkan pada hasil asesmen, seorang peserta didik mungkin
saja berada di fase yang berbeda untuk beberapa mata pelajaran. Penyesuaian
dimungkinkan pada fase yang berbeda dari Capaian Pembelajaran (CP) setiap
mapel.
Muatan Lokal
Bagaimana
dengan muatan lokal, apakah masih tetap diberikan kewenangan daerah?
Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menambahkan muatan
tambahan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik. Satuan pendidikan dan/atau
daerah dapat mengelola kurikulum muatan lokal secara fleksibel.
Di mana posisi
mata pelajaran muatan lokal dalam struktur kurikulum?
Pembelajaran muatan lokal dapat dilakukan melalui tiga metode, yaitu:
Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata
pelajaran lain. Penjelasan: satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat
menentukan Capaian Pembelajaran (CP) untuk muatan lokal yang kemudian dapat
dipetakan ke dalam mata pelajaran lainnya.
Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema projek
penguatan profil pelajar Pancasila. Penjelasan: satuan pendidikan dan/atau
pemerintah daerah dapat mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema projek
penguatan profil pelajar Pancasila. Sebagai contoh, projek dengan tema
wirausaha dilakukan dengan mengeksplorasi potensi kerajinan lokal, projek
dengan tema perubahan iklim dapat dikaitkan dengan isu-isu lingkungan di
wilayah tersebut, dan sebagainya.
Mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal
yang berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler. Penjelasan:
satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengembangkan mapel khusus
muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler.
Sebagai contoh, mata pelajaran bahasa dan budaya daerah, kemaritiman,
kepariwisataan, dan sebagainya sesuai dengan potensi masing-masing daerah.
Dalam hal satuan pendidikan membuka mata pelajaran khusus muatan lokal, beban
belajarnya maksimum 72 JP per tahun atau 2 JP per minggu.
Perangkat Ajar
Apa
yang dimaksud dengan perangkat ajar?
Perangkat
ajar merupakan buku teks dan modul ajar yang membantu guru dalam mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka. Melalui perangkat ajar, guru diharapkan dapat
menyelenggarakan proses pembelajaran yang semakin bermakna, selaras dengan
prinsip yang mengedepankan pembelajaran sesuai tahapan dan kebutuhan peserta
didik.
Bagaimana
cara mengakses perangkat ajar?
Perangkat ajar dapat diakses
melalui media cetak dan secara daring.
Media cetak: buku teks akan disediakan
Kemendikbudristek secara daring dan cetak dengan prosedur distribusi sesuai
peraturan berlaku.
Daring: modul ajar dapat diakses dan digunakan pada
platform Merdeka Mengajar dengan mengikuti langkah-langkah petunjuk.
Apa
yang dimaksud dengan modul ajar?
Modul ajar
merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta
asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan
pembelajaran.
Pemerintah menyediakan
contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan
pendidikan. Satuan pendidikan dan pendidik dapat mengembangkan modul ajar
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi, dan/atau
menggunakan modul yang disediakan Pemerintah sesuai dengan karakteristik
daerah, satuan pendidik, dan peserta didik. Oleh karena itu pendidik yang
menggunakan modul ajar yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi menyusun
perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar secara keseluruhan.
Bagaimana
cara menggunakan modul ajar di dalam kelas?
Untuk
perencanaan pembelajaran, guru memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri,
memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks,
karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.
Apakah
silabus dan RPP tetap dibuat?
Silabus
dan RPP tetap dibuat. Silabus dan RPP dikembangkan sesuai dengan standar proses
atau Surat Edaran Nomor 14 tahun 2019
tentang Penyederhaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Apa
kaitan RPP dengan modul ajar?
Modul ajar
pada dasarnya adalah perencanaan pembelajaran secara lengkap disusun
berdasarkan topik dalam lingkup kelas. Sementara ATP merupakan perencanaan
pembelajaran untuk jangka waktu lebih panjang dalam lingkup satuan pendidikan.
Silabus dapat dikembangkan dengan menggunakan atau mengadaptasi ATP yang
disediakan oleh pemerintah maupun alur tujuan pembelajaran yang dikembangkan
secara mandiri.
Modul ajar
dapat dianggap sebagai RPP, sehingga guru yang menggunakan modul ajar yang
disediakan oleh pemerintah ataupun mengembangkan secara mandiri, tidak perlu
lagi membuat RPP secara terpisah. Guru dapat mengembangkan modul ajar melalui
adaptasi modul ajar dari pemerintah agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dan konteks satuan pendidikan.
Apakah
buku teks yang ada sekarang masih bisa dipakai?
Buku teks
yang ada saat ini masih dapat digunakan selama isinya selaras dengan Capaian
Pembelajaran. Buku teks adalah salah satu perangkat ajar yang digunakan untuk
membantu guru dan peserta didik dalam mencapai Capaian Pembelajaran (CP).
Profil Pelajar Pancasila
Apa
yang dimaksud dengan profil pelajar Pancasila?
Profil
pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan untuk menunjukkan
karakter dan kompetensi yang diharapkan diraih dan menguatkan nilai-nilai luhur
Pancasila peserta didik dan para pemangku kepentingan.
Apakah
profil pelajar Pancasila hanya berlaku untuk Kurikulum Merdeka atau berlaku
juga pada satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum 2013?
Profil
pelajar Pancasila tidak hanya berlaku untuk satuan pendidikan yang menggunakan
Kurikulum Merdeka saja, namun berlaku juga untuk satuan pendidikan yang
menerapkan Kurikulum 2013.
Bagaimana
menerapkan profil pelajar Pancasila pada kurikulum 2013?
Dalam
penyusunannya, profil pelajar Pancasila sudah memetakan/merujuk Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) sehingga dalam implementasinya dapat
diselaraskan. Dengan penyesuaian sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan,
satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum 2013 boleh menerapkan pembelajaran
berbasis projek untuk penguatan profil pelajar Pancasila seperti yang dilakukan
oleh Sekolah Penggerak atau SMK/PK.
Mengapa
pembelajaran melalui projek disebut sebagai "penguatan profil pelajar
Pancasila"?
Di satuan
pendidikan, profil pelajar Pancasila perlu dikembangkan melalui berbagai
strategi yang saling melengkapi dan menguatkan, yaitu budaya satuan pendidikan,
kegiatan pembelajaran, dan kegiatan kokurikuler berupa pembelajaran melalui
projek. Dengan demikian, projek ini bukan satu-satunya metode melainkan
penguatan upaya mengembangkan profil pelajar Pancasila.
Apa
itu projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Projek
penguatan profil pelajar Pancasila adalah sebuah pendekatan pembelajaran
melalui projek dengan sasaran utama mencapai dimensi profil pelajar Pancasila.
Peserta didik akan belajar menelaah tema-tema tertentu yang menjadi prioritas
setiap tahunnya.
Apa
saja perubahan yang timbul dengan adanya projek penguatan profil pelajar
Pancasila?
Dengan
adanya projek penguatan profil pelajar Pancasila, maka satuan pendidikan perlu
mengalokasikan waktu agar guru bisa bekerja secara kolaboratif. Kolaborasi akan
menjadi kunci sukses/tidaknya sebuah projek. Dalam pelaksanaan projek, guru-
guru harus berkolaborasi secara lintas ilmu untuk merencanakan, memfasilitasi,
dan menjalankan asesmen. Pada satuan PAUD, projek penguatan profil pelajar
Pancasila memiliki tema-tema yang ditentukan pemerintah. Tema-tema ini dapat
dikembangkan oleh satuan pendidikan. Pada setiap tahunnya, satuan pendidikan
melaksanakan dua tema projek sehingga hal ini perlu masuk dalam
pengorganisasian pembelajaran dalam kurikulum operasional satuan pendidikan.
Apa
yang dimaksud dengan dimensi profil pelajar Pancasila?
Dimensi
profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kompetensi fondasi yang perlu
dikembangkan satuan pendidikan untuk peserta didik. Dimensi-dimensi profil
pelajar Pancasila adalah (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bergotong-royong, (4) mandiri,
(5) bernalar kritis, dan (6) kreatif. Sebagai contoh, mampu mengelola waktu
belajar dan merancang strategi yang sesuai untuk mencapai tujuan belajar adalah
sikap yang terbangun sebagai hasil dari perkembangan dimensi mandiri.
Bagaimana
implementasi projek profil pelajar Pancasila di satuan pendidikan?
Projek
penguatan profil pelajar Pancasila akan dijalankan terpisah dari mata
pelajaran, namun mengambil sebagian waktu dari keseluruhan pembelajaran di
satuan pendidikan. Pada satuan PAUD, pelaksanaan projek profil pelajar
Pancasila terintegrasi dengan kegiatan bermain-belajar harian dan dilakukan
sekurang- kurangnya pada perayaan hari besar dan perayaan tradisi lokal.
Apa
fungsi profil pelajar Pancasila?
Profil
pelajar Pancasila berguna sebagai kompas bagi pendidik dan pelajar Indonesia.
Profil pelajar Pancasila menjabarkan tujuan pendidikan nasional secara lebih
rinci terkait cita-cita, visi misi, dan tujuan pendidikan ke peserta didik dan
seluruh komponen satuan pendidikan. Profil pelajar Pancasila memberikan
gambaran yang ingin dituju mengenai karakter dan kemampuan pelajar Indonesia.
Segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan bertujuan akhir
ke profil pelajar Pancasila, sehingga pendidik dan pelajar mengetahui apa
harapan negara terhadap hasil pendidikan dan berusaha mewujudkannya bersama.
Apa
pengaruh profil pelajar Pancasila ke pembelajaran di kelas?
Setiap
mata pelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan diharapkan mendukung
ketercapaian profil pelajar Pancasila dengan memasukkannya dalam pembelajaran.
Profil pelajar Pancasila juga akan diperkuat dengan pembelajaran berbasis
projek dengan tema yang mendukung perkembangan kompetensi dan karakter yang
dituju.
Pengaruh langsung dari profil
pelajar Pancasila: adanya projek penguatan profil pelajar Pancasila sejak
jenjang PAUD sampai dengan SMA/SMK, dan di SLB.
Pengaruh
tidak langsung kepada satuan pendidikan adalah adanya Asesmen Nasional,
khususnya survei lingkungan belajar dan survei karakter merupakan metode untuk
memantau lingkungan belajar yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Apakah
perbedaan profil pelajar Pancasila dengan nilai-nilai dalam Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK)?
PPK adalah
gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat
karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir,
dan olahraga. Pentingnya Pendidikan Karakter ditunjukkan dan dikuatkan dalam
profil pelajar Pancasila dengan menjadikannya sebagai arah karakter yang dituju
dalam pendidikan Indonesia.
Jika
projek penguatan profil pelajar Pancasila berjalan, bagaimana dengan program
PPK yang sudah berjalan?
PPK tetap
dapat berjalan sesuai kebutuhan dan pembiasaan di satuan pendidikan
masing-masing yang terintegrasi dengan projek penguatan profil pelajar
Pancasila. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dan Program PPK adalah
usaha dan amanat kebijakan dari UU Sisdiknas dalam mengembangkan peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3).
Di
manakah nasionalisme dalam profil pelajar Pancasila?
Nasionalisme
terbangun dari perwujudan dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila.
Nasionalisme merupakan buah dari perkembangan dimensi beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia (yaitu akhlak bernegara), dimensi
bergotong royong, juga dimensi berkebinekaan global.
Jika
profil pelajar Pancasila masuk sebagai renstra Kemendikbudristek, bagaimana
pelaksanaannya di satuan pendidikan?
Implementasi
profil pelajar Pancasila dilakukan dengan melaksanakan kegiatan (pembelajaran,
program, projek, dsb.) yang tujuannya adalah ketercapaian profil pelajar
Pancasila. Kepala satuan pendidikan, guru, tenaga kependidikan, dan pelaku
pendidikan lainnya juga diharapkan untuk memiliki profil ini, dengan kerja sama
antara satuan pendidikan, orang tua, dan masyarakat, serta didukung oleh para
pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan.
Bagaimana
mengukur ketercapaian profil pelajar Pancasila?
Projek
profil pelajar Pancasila memiliki rapor tersendiri yang akan membantu rekam
jejak ketercapaian profil pelajar Pancasila. Pada satuan PAUD sendiri tidak ada
rapor khusus untuk projek profil pelajar Pancasila. Rapor projek profil
terintegrasi dengan laporan perkembangan CP dan diharapkan muncul di portofolio
anak. Profil pelajar Pancasila merupakan tujuan akhir dari hasil pendidikan,
sehingga satuan pendidikan juga seyogyanya tidak terburu-buru dalam mengukur
ketercapaian profil, melainkan membangun kompetensi dan karakter tersebut
secara konsisten dan melihat perkembangannya melalui penilaian projek.
Apakah
projek penguatan profil pelajar Pancasila diampu oleh guru yang sama dengan
guru mata pelajaran?
Projek
penguatan profil pelajar Pancasila diajarkan secara kolaboratif (team
teaching) oleh guru mata pelajaran dan guru kelas. Karena projek ini
memiliki target utama pengembangan profil Pelajar Pancasila, maka semua guru,
baik guru mata pelajaran maupun guru kelas perlu terlibat dalam perencanaan,
pengajaran, dan asesmen. Di satuan PAUD, guru yang mengampu projek penguatan
profil pelajar Pancasila sama dengan guru kelas.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Sejumlah
20-30% jam pelajaran dari setiap mapel dialokasikan untuk projek penguatan
profil pelajar Pancasila. Apakah projek tersebut akan diimplementasikan per
mapel atau terintegrasi antar mapel?
Target
utama projek ini adalah penguatan profil pelajar Pancasila sebagai tujuan
jangka panjang pembelajaran. Oleh karena itu, tujuan projek ini tidak berkaitan
langsung dengan konten/capaian pembelajaran dari mapel yang sedang dipelajari.
Dalam implementasinya, guru kelas dan guru mapel berkolaborasi dan fokus pada
pencapaian dimensi profil pelajar Pancasila dalam perencanaan dan fasilitasi
kegiatan projek ini. Penentuan 20-30% alokasi waktu untuk projek tidak berlaku
untuk satuan PAUD.
Dalam
rangkaian kegiatannya, peserta didik akan menggali pemahaman dan mencari solusi
mengenai isu-isu yang dikemas dalam tujuh tema berdasarkan SDG di SD, SMP, SMA,
SMK, dan sederajat serta empat tema di satuan PAUD. Berbagai macam keterampilan
dan pengetahuan akan dikembangkan untuk pendalaman isu, penyelesaian masalah,
dan tidak dipisah-pisah dalam mata pelajaran.
Bagaimana
bentuk pelaporan hasil projek?
Hasil
projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaporkan dalam rapor akhir tahun
(semester 2) peserta didik. Format rapor tersebut berbeda dengan format hasil
belajar intrakurikuler. Rapor hasil projek menggambarkan perkembangan subelemen
profil pelajar Pancasila yang dipilih dalam tema projek di tahun ajaran. Pada
satuan PAUD, pelaporan hasil projek tidak terpisah dengan rapor intrakurikuler.
Perkembangan projek dan dimensi profil ditunjukkan dalam portofolio anak.
Apakah
bentuk laporan hasil belajar projek profil pelajar Pancasila per mata
pelajaran?
Projek penguatan
profil pelajar Pancasila tidak terkait dengan mata pelajaran, sehingga bentuk
laporannya tidak disusun per mata pelajaran.
Bagaimana
jika peserta didik memilih tema projek penguatan profil pelajar Pancasila yang
belum mereka pelajari dalam mata pelajaran (intrakurikuler)?
Tema-tema
dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila mengajarkan ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang kontekstual dan umum. Peserta didik berkesempatan untuk
mengeksplorasi pengetahuan dan keterampilan tersebut meskipun mereka belum
mempelajarinya dalam intrakurikuler. Bahkan, projek yang mereka lakukan dapat
menjadi pengetahuan awal yang mendorong mereka lebih siap untuk mempelajarinya
lebih jauh dalam intrakurikuler.
Apakah
projek penguatan profil pelajar Pancasila hanya menggunakan pembelajaran
berbasis projek?
Projek
penguatan profil pelajar Pancasila tidak berarti pendekatan berbasis projek
saja. Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan lain seperti inkuiri,
berbasis masalah, dan pendekatan lain yang sesuai digunakan untuk mengembangkan
karakter dan kompetensi yang dituju di profil pelajar Pancasila.
Apakah
satuan pendidikan yang menggunakan K13 bisa melakukan projek penguatan profil
pelajar Pancasila?
Satuan
pendidikan yang menggunakan Kurikulum 2013 bisa melakukan projek penguatan
profil pelajar Pancasila bila satuan pendidikan dapat menyesuaikan pengelolaan
waktu dan kolaborasi antar guru.
Sistem Kredit Semester (SKS)
Apakah
satuan pendidikan yang telah menerapkan SKS dapat menggunakan Kurikulum
Merdeka?
Satuan
pendidikan dapat menerapkan Kurikulum Merdeka dan tetap menggunakan SKS, dengan
tetap merujuk pada Capaian Pembelajaran (CP) yang ada.
Pembelajaran Sesuai Tahap Capaian Peserta Didik
Apakah
yang dimaksud dengan pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik?
Pembelajaran
sesuai tahap capaian peserta didik merupakan salah satu semangat dalam merdeka
belajar, di mana pengajaran pada peserta didik disesuaikan dengan tingkat
capaian dan kemampuan awal mereka. Pertama, guru melakukan asesmen terhadap
level pembelajaran peserta didik. Peserta didik kemudian dikelompokkan
berdasarkan tingkat capaian dan kemampuan yang serupa. Guru selanjutnya
memberikan intervensi pengajaran dan beragam aktivitas pembelajaran sesuai
dengan level pembelajaran tersebut, bukan hanya melihat dari usia dan kelasnya.
Guru mengajarkan kemampuan dasar yang perlu dimiliki peserta didik dan
menelusuri kemajuannya. Sebagai ilustrasi, jika anak berada di kelas IV SD
namun kemampuan dasar yang dimiliki belum sampai ke level yang diharapkan pada
level kelas tersebut, maka guru perlu memberikan intervensi yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik saat itu, menuntaskan kebutuhan belajarnya, dan tidak
memaksakan pengajaran yang ada di level kelas IV.
Bagaimana
cara guru mengajarkan peserta didik untuk mengembangkan kompetensi dan bukan
hanya mengajar konten?
Guru
menganalisis kompetensi yang ada di Capaian Pembelajaran (CP) per fase lalu
menurunkannya pada kompetensi yang dicapai peserta didik di kelas yang diajarnya.
Kompetensi ini disusun secara berjenjang dari awal tahun hingga akhir tahun.
Guru kemudian menurunkan kompetensi ini dalam indikator capaian kompetensi
untuk diukur dalam asesmen (bisa dalam bentuk lembar amatan atau bentuk asesmen
yang lain).
Guru juga
berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua selama proses pembelajaran
terkait dengan hasil asesmen (diagnostik, formatif, dan sumatif) secara
intensif, transparan, dan personal. Selanjutnya, bila belum mampu untuk
melakukannya sendiri, guru dapat bekerja sama dengan guru lain untuk melakukan
analisis dan menurunkannya menjadi alur tujuan pembelajaran.
Sumber : https://kurikulum.kemdikbud.go.id/faq-topic/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar